PEMETAAN SUMBERDAYA HAYATI LAUT
KUIS KE-2
NAMA : OKAWATI SILITONGA
NPM : E1I013016
JURUSAN : ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BENGKULU
APA ITU PETA DAN PEMETAAN?

A. Peta
Peta adalah gambaran
permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentumelalui suatu sistem
proyeksi. Peta bisa dijadikan dalam bentuk berbeda, mulai dari peta konvensial,
yang tercetak hingga pada peta digital yang tampil di layar komputer. Dewasa
ini peta merupakan suatu karya yang sangat penting dalam mendukung aktifitas
diberbagai bidang, seperti Bidang pertahanan , Pendidikan, Transportasi,
Pengembangan wilayah, Strategi pertahanan Negara, dan juga Pengembangan Ilmu
pengetahuan lainya seperti Geologi,politik,Ekonomi,Regional dll. Pada
hakekatnya Peta merupakan :
1. Suatu alat ( tool ) yang
digunakan untuk petunjuk dalam berbagai kegiatan seperti navigasi,
iklim, perhubungan dan survey.
2. 2.Sebagai dokumen ilmiah
yang dapat menyimpan berbagai informasi baik berkaitan dengan geografinya
maupun social dan budaya baik yang bersifat Kwalitatif maupun Kwantitatif yang
ada dipermukaan bumi.
3. 3. Sebagai suatu refrensi
dan sumber informasi untuk berbagai kepentingan mis pemetaan lahan, geologi,
persebaran penduduk dll.
Klasifikasi peta dapat dikelompokkan dalam tiga
golongan, yaitu :
a.
Penggolongan peta menurut isi (content) yaitu :
1. Peta umum atau peta Rupa Bumi atau dahulu disebut
peta Topografi yaitu peta yang menggambarkan
bentang alam secara umum dipermukaan bumi, dengan menggunakan skala tertentu.
Peta–peta yang bersifat umum masuk dalam kelompok ini seperti peta dunia,
atlas, dan peta geografi yang berisi informasi umum.
2. Peta Tematik adalah peta yang memuat tema–tema
khusus untuk kepentingan tertentu, yang bermanfaat dalam penelitian, ilmu
pengetahuan, perencanaan, pariwisata, dan sebagainya.
3. Peta Navigasi (Chart) adalah peta yang dibuat
secara khusus atau bertujuan praktis untuk membantu para navigasi laut,
penerbangan maupun perjalanan. Unsur yang digambarkan dalam, chart meliputi
rute perjalanan dan faktor– faktor yang sangat penting sebagai panduan
perjalanan seperti lokasi kota– kota, ketinggian daerah atau bukit–bukit,
maupun kedalaman laut. Komponen peta tematik merupakan informasi tepi peta,
meliputi judul peta, skala peta, orientasi peta, garis tepi peta, letak
koordinat, sumber peta, inset peta dan legenda peta. Biasanya komponen peta
tematik ini diatur sedemikian rupa dengan memperhatikan aspek selaras, serasi,
seimbang atau disingkat 3S.
b.
Penggolongan peta berdasarkan skala (scale) yaitu :
1) Peta skala sangat besar : > 1 : 10.000
2) Peta skala besar : < 1 : 100.000–1 : 10.000
3) Peta skala sedang : 1 : 100.000–1 : 1.000.000
4) Peta skala kecil : > 1 : 1.000.000
c. Penggolongan peta berdasarkan kegunaan (purpose).
Meliputi peta pendidikan, peta ilmu pengetahuan,
informasi umum, turis, navigasi, aplikasi teknik dan perencanaan
Peta
sangatlah penting bagi kehidupan manusia, secara umum fungsi peta dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Menunjukan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi
- Memperlihatkan Ukuran dan arah suatu tempat di permukaan bumi
- Menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi
- Membantu mengetuhi kondisi suatu daerah
- Menyajikan data potensi suatu wilayah
- Alat anlisis
- Alat untuk mempelajari fenomena geografi di permukaan bumi
B. Pemetaan
Pemetaan adalah pengelompokkan
suatu kumpulan wilayah yang berkaitan dengan beberapa letak geografis wilayah
yang meliputi dataran tinggi, pegunungan, sumber daya dan potensi penduduk yang
berpengaruh terhadap sosial kultural yang memilki ciri khas khusus dalam penggunaan
skala yang tepat. (Soekidjo,1994). Pengertian lain tentang pemetaan yaitu
sebuah tahapan yang harus dilakukan dalam pembuatan peta. Langkah awal yang
dilakukan dalam pembuatan data, dilanjutkan dengan pengolahan data, dan
penyajian dalam bentuk peta (Juhadi dan Liesnoor, 2001).
Jadi, dari dua definisi diatas
dan disesuaikan dengan penelitian ini maka pemetaan merupakan proses
pengumpulan data untuk dijadikan sebagai langkah awal dalam pembuatan peta,
dengan menggambarkan penyebaran kondisi alamiah tertentu secara meruang,
memindahkan keadaan sesungguhnya kedalam peta dasar, yang dinyatakan dengan
penggunaan skala peta.
Proses Pemetaan Proses pemetaan yaitu
tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam perancangan sebuah peta. Menurut
Intan Permanasari (2007) mengemukakan bahwa: ada 3 tahap proses pemetaan yang
harus dilakukan yaitu :
a. Tahap
pengumpulan data Langkah awal dalam proses pemetaan dimulai dari pengumpulan
data. Data merupakan suatu bahan yang diperlukan dalam proses pemetaan. Keberadaan
data sangat penting artinya, dengan data seseorang dapat melakukan analisis
evaluasi tentang suatu data wilayah tertentu. Data yang dipetakan dapat berupa
data primer atau data sekunder. Data yang dapat dipetakan adalah data yang
bersifat spasial, artinya data tersebut terdistribusi atau tersebar secara
keruangan pada suatu wilayah tertentu. Pada tahap ini data yang telah
dikumpulkan kemudian dikelompokkan dahulu menurut jenisnya seperti kelompok
data kualitatif atau data kuantitatif. Pengenalan sifat data sangat penting
untuk simbolisasi atau penentuan dan pemilihan bentuk simbol, sehingga simbol
tersebut akan mudah dibaca dan dimengerti. Setelah data dikelompokkan dalam
tabel–tabel, sebelum diolah ditentukan dulu jenis simbol yang akan digunakan. Untuk
data kuantitatif dapat menggunakan simbol batang, lingkaran, arsir bertingkat
dan sebagainya, melakukan perhitungan-perhitungan untuk memperoleh bentuk
simbol yang sesuai.
b. Tahap
penyajian data Langkah pemetaan kedua berupa panyajian data. Tahap ini
merupakan upaya melukiskan atau menggambarkan data dalam bentuk simbol, supaya
data tersebut menarik, mudah dibaca dan dimengerti oleh pengguna (users).
Penyajian data pada sebuah peta harus dirancang secara baik dan benar supaya
tujuan pemetaan dapat tercapai.
c. Tahap
penggunaan peta Tahap penggunaan peta merupakan tahap penting karena menentukan
keberhasilan pembuatan suatu peta. Peta yang dirancang dengan baik akan dapat
digunakan/dibaca dengan mudah. Peta merupakan alat untuk melakukan komunikasi,
sehingga pada peta harus terjalin interaksi antar pembuat peta (map maker)
dengan pengguna peta (map users). Pembuat peta harus dapat merancang peta
sedemikian rupa sehingga peta mudah dibaca, diinterpretasi dan dianalisis oleh
pengguna peta. Pengguna harus dapat membaca peta dan memperoleh gambaran
informasi sebenarnya dilapangan (real world).
DAFTAR PUSTAKA
Juhadi dan Liesnoor.2001. “Prediksi Permeabilitas Berdasarkan Model Kapiler”
Proceeding Olimpiade karya Tulis Inovatif OKTI PPI 2009, Perancis,
Hal.146- 162, (2009).
Soekidjo,1994.“Peta Geologi Lembar Garut dan
Pameungpeuk, Jawa, Skala 1:100.000”,
Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, (1992). Dullien, F.A.L.1979.“Porous
Media Fluid Transport and Pore Structure”,
Academic Press, New York,
Komentar
Posting Komentar